Selasa, 14 Agustus 2012

THE HISTORICAL ISLAND

PULAU MEPAR 


Pulau Mepar adalah Pulau Bersejarah, nama Pulau Mepar berasal dari Nama Lepa yaitu kayu tempat menyidai kain atau tempat mengeringkan sesuatu, konon dahulunya banyak orang membuat lepa di pulau itu untuk menjemur sesuatu, maka di gelar orang Pulau Lepa. seiring waktu kata Lepa di sebut orang menjadi mepa, karena pengaruh bahasa Indonesia kata Mepa menjadi Mepar, namun dalam dialek melayu Lingga masih tetap di sebut Mepa. Pulau ini mempunyai peranan penting terhadap hubungan dengan Daik Bunda tanah Melayu sebagai pusat pemerintahan Kerajaan Lingga, Riau, Johor dan Pahang 1787 – 1824, dan Kerajaan Lingga- Riau 1824 - 1911 karena di Pulau ini sebagai kedudukan Datuk Temenggong Jamaludin yang pada masa pemerintahannya ini , Sultan Mahmudsyah III pindah dari Riau ke Daik. Sultan telah menganugerah karuniakan Gelar Temenggong terhadap Megat Jamaludin sebagai orang yang telah banyak berbuat jasa terhadap kerajaan , gelaran ini sangat istimewa juga karena  dalam kerajaan Lingga, Riau, Johor dan Pahang  Gelaran Temenggong itu hanya satu orang yang berasal dari keturunan Bendahara satu keturunan dengan Sultan, pada masa itu yang menjadi Temenggong adalah Tun Abdul Jamal anak Datok Bendahara Tun Abas yang berkedudukan di Pulau Bulang Batam, pada masa itu di dalam kerajaan ada dua Datok Temenggong, namun Datok Temenggong Jamaludin hanya berkuasa di Lingga, gelaran ini tidak di pakai turun temurun hanya di khususkan buat Megat Jamaludin, keturunannya memakai gelar Datok Kaya saja.

Pulau Mepar juga sebuah Pulau Benteng pertahanan, di pulau ini di kelilingi Beberapa kubu dengan meriam – meriam guna untuk mempertahankan dari serangan musuh. Datok Kaya yang berkedudukan di Pulau Mepar sangat di hormati oleh orang suku laut, Menurut Legendanya Datok Megat Mata Merah saat pertama memasuki Lingga terlebih dahulu mengalahkan Raja Suku Laut Cik Si Mak Yah dengan saling menguji kesaktiannya dengan cara mematahkan cabang gunung Daik sehingga menjadi dua, Datok Megat Mata Merah dapat mengalahkan, Cik Si Mak Yah dan seluruh rakyatnya tunduk setia terhadap Datok Megat Mata Merah turun temurun . 

 

Dibawah ini silsilah Megat Mata Merah sesuai dari sumber tulisan Datok Kaya Muhammad Isa yang tulisan miring di bawah ini

 

1.       Megat Mata Merah berasal dari Pangkalan Lama Kota Kandis ( Jambi Sumatra ) dari Jambi Pindah ke Limbung – Lingga, dari Limbung pindah ke Tembok – Jelutong ( Lingga ) dari Tembok Jelutong ke Sungai Lingga (di kirakan oleh penulis pada abad ke-17 . belum di ketemukan tahun yang pasti Megat Merah pindah ke Lingga ). Saudara perempuan Megat Mata Merah bersuamikan Orang Kaya Hitam makamnya di Jambi.

2.     Megat Raden Kuning, Makamnya di Bukit Niur, (Jarak antar nisan agak jauh di bandingkan jarak antar nisan orang melayu kebanyakan, kemungkinan semasa hidupnya Datok Raden Kuning ini bertubuh tinggi jangkung )

3.     Datok Kaya Inu, makamnya di Mepar, ( Kemungkinan ianya Datok Kaya yang berkedudukan pertama di Pulau Mepar )

4.     Datok Kaya Jamaluddin bergelar Datok Temenggong makamnya di Mepar ( Dianugrah karuniakan gelar itu oleh Sultan Mahmud Syah III ( 1761 – 1812 ) yang pindah dari Riau ke Daik tahun 1787. Datok Tumenggung Jamaluddin ini yang telah banyak membantu Sultan yang baru tiba di Daik, pada masa itu Sultan tengah bermusuhan dengan V0C Belanda paska Perang Riau- VOC Belanda tahun 1782-1784.Sultan Mahmudsyah III pindah ke Daik setelah berhasil melancarkan serangan mengusir VOC Belanda di Tanjung Pinang, Sultan juga membatalkan segala perjanjian dengan VOC Belanda, Sultan dan Rakyatnya pindah ke Daik untuk menghindari serangan balik VOC Belanda dan melepaskan kembali dari cengkraman penjajah. Makamnya di Pulau Mopar )

5.     Datok Kaya Montel makamnya di Mepar, ( Ada sebuah cerita bahwa Datok kaya Montel mempunyai kekuatan yang luar biasa, orang melayu menyebutnya mempunyai kederat. Menurut ceritanya semasa datok ini ada sebuah kapal perang Belanda memasuki perairan sekitar Pulau Mepar dan Pulau Kelombok , kapal itu tersadai kandas di sebuah karang, orang- orang Belanda telah berupaya untu melepaskan kapal itu, namun tak berhasil dan meminta kepada  Orang-orang Datuk Kaya Montel membantu melepaskan kapal itu dari kandas, namun yang datang hanya Datok Kaya Sendiri dengan jongkongnya , orang- orang Belanda meremehkan karena tidak mungkin hanya seorang diri yang melepaskan kandasnya kapal perang. Orang Belanda meminta Datok naik Ke Kapal namun baru sebelah kaki Datok naik menginjak, kapal sudah miring begitu gagah dan seakan beratnya tubuh Datok, orang- orang Belanda ketakutan takut kapal tenggelam dan memerintahkan Datok turun, Datok turun dari kapal, cokennya ( kain berupa handuk pengikat pinggang ) di ikatnya di buritan kapal dan ujung yang lain di ikat pada jongkongnya lalu datuk menarik kapal itu dengan Jongkong, orang- orang Belanda yang meremehkan itu akhirnya tercengang- cengang setelah kapal yang kandas itu terlepas dari atas karang di tunda Datok dengan Jongkong, begitu gagah dan kuat Datok Kaya Kapal di tunda dengan jongkong, seperti kata pantun orang Lingga.

 

Anak ulat dilubang Kayu

Anak Belande bermain Teropong

Besa Daulat Raje Melayu

Kapal ditunde dengan jongkong

 

Karang yang mengkandaskan Kapal Perang itu di juluki orang Lingga dengan karang kapal, begitulah legenda Datok Kaya Montel yang sangat terkenal )

6.    Datok kaya Awang makamnya di Pulau Penyengat

7.    Datok Kaya Muhammad Seman makamnya di Pulau Mopar ( Datok Kaya yang terakhir Jaman   Kerajaan Lingga Riau )

8.    Datok Kaya Abdul Kahar ( Encik Hitam ) makamnya di  Senayang

9.    Datok Kaya Muhammad Isa ( Encik Awang ) makamnya di Tanjung Pinang

10. Datok kaya Muda Encek Azuar anak Datok Kaya Muhammad Isa ( Bertempat tinggal di Tanjung Pinang )

 

                Keturunan Datok kaya ini masih banyak tinggal di Pulau Mepar dan Pulau Mepar Masih sebagai tanah warisan bagi Keturunan Datok Kaya dan orang- orang Melayu yang ada di Pulau Mepar ,Pulau Mepar menjadi tanah adat , jika mau membangun bangunan seperti rumah maka di putuskanlah secara musyawarah dan mufakat tanpa boleh memiliki areal tanah tersebut. Peninggalan bersejarah di Pulau Mepar adalah berupa empat buah benteng Pertahanan dan delapan buah meriam besi, Empat buah benteng itu adalah Benteng Hilir, Benteng Lekok, Benteng Tanjung/segitiga dan Benteng Tengah. Tujuh meriam di antaranya berada di Benteng Lekok, sebuah benteng yang berada di atas bukit berhadapan dengan Tanjung Buton, Sebuah Meriam lagi berada di depan Masjid Al Marhamah , meriam ini di juluki Meriam Sumbing, menurut ceritanya meriam Sumbing pernah di bawa Pada perang Retih tahun 1857, penyerangan ke Retih ini untuk memadamkan Pemberontakan Raja Long Panglima Besar Retih yang tidak megakui Sultan Sulaiman sebagai Sultan Lingga Riau, konon sebelum Armada Perang Lingga dari Daik menuju Retih , meriam ini tidak di bawa, menurut ceritanya meriam ini mengeluarkan bunyi menangis seolah- olah bersedih tidak di bawa pergi berperang menaklukkan Retih, Mendengar bunyi meriam menangis Armada Perang Lingga membawa meriam ini, Setelah Sampai di Retih, meriam ini di gunakan untuk menembak benteng-benteng dan Pasukan Raja Long, di antara meriam yang ada, meriam ini sangat di handalkan oleh pasukan penembak, kemungkinan tak hentinya menembakkan peluru ke musuh moncong meriam menjadi sumbing, Sejak itu meriam ini di juluki dengan meriam Sumbing. Meriam ini dipercaya mempunyai kekuatan magis.

                               

CERITA RAKYAT YANG MELEGENDA

                Di Pulau Mepar terdapat sebuah Makam Darah Putih, menurut ceritanya ada seorang Istri yang setia di tuduh Melakukan Perselingkuhan sedangkan dirinya tidak melakukan hal itu, dan diputuskan di hukum bunuh, namun sebelum di hukum bunuh, ianya mengatakan darahnya akan keluar berwarna putih nantinya jika ia tidak bersalah , dan ternyata setelah dia di hukum bunuh, darah yang keluar dari lukanya berwarna putih. Itu menunjukkan yang  ianya memang tidak bersalah.

                Di Pulau Mepar terdapat juga Lubang Pak Ngong di tepi pantai di bawah Benteng Lekok, Lubang Pak Ngong ini sebuah lubang persembunyian musuh, Lubang persembunyian ini di gali oleh Pak Ngong, ia seorang mata- mata musuh yang ingin berbuat kejahatan untuk menculik orang- orang Mepar, di lubang ini Pak Ngong bersembunyi dari masyarakat, karena ia yang menggali Lubang ini, sesuai namanya di juluki Lubang persembunyian itu dengan Lubang Pak Ngong, dan pendapat Pak Ngong ini menggali lubang untuk persembunyian dari musuh yang akan menyerang Pulau Mepar.

                Di Mepar di tepi pantai ada sebuah lekukan kecil yang di namai Lubuk Naga, menurut cerita dahulu ada seseorang melihat Seeokar Naga Merah di tepi laut. Naga Merah bermain-main berkubang di belakang Pulau Mepar dan masuk menuju ke lubuk dipantai belakang mepar, Sejak itu Lubuk itu di juluki Lubuk Naga.


SENI DAN BUDAYA

·         Silat Pengantin / Penyambutan

·         Kompang

·         Sanggar  Seri Cendana

·       Permainan Tari Ambong, sebuah permainan yang berbau mistis di mana seorang pawang akan membacakan mantra tertentu pada ambung yang di pegang oleh dua orang, lalu ambung itu akan bergerak meronta- ronta seakan- akan melawan dari pegangan dua orang itu tadi.

 

        Jika pembaca ingin berkunjung berwisata mengunjungi Pulau Mepar yang bersejarah dari Pelabuhan Tanjung Buton cukup merogoh Rp 5000, ongkos biaya Naik Pompong ( Perahu Kayu Bermesin minyak solar ) menyeberang menuju Pulau Mepar.

                                 

POTENSI WISATA YANG DAPAT DITEMUI DI PULAU MEPAR

 

                Selain potensi sejarah yang ada di Pulau Mepar, bisa juga dijumpai berbagai macam potensi-potensi lainnya seperti :

 

Ø  Wisata Kuliner

Ø  Wisata Kerajinan Anyaman Daun Pandan ( berbagai jenis dan bentuk)

Ø  Wisata Souvenir/Oleh-oleh

Ø  Wisata Memancing dan Budidaya Perikanan

 

A.      Kuliner

        Berbagai macam khazanah kuliner dapat dijumpai di Pulau mepar seperti makanan-makanan traditional, zaman dahulunya diwaktu perang penjajahan, masyarakat pulau mepar mengkonsumsi Sagu sebagai makanan utama mengingat susahnya mendapatkan beras. Sekarang ini masih dapat kita dijumpai makanan yang terbuat dari Sagu tersebut dalam bentuk : Gubal, Lambuk, Lakse, Kepurun, dan banyak lagi. Selain makanan traditional tersebut, kue-kue kering traditional pun masih bias dijumpai seperti : Kue Rokok, kue bilis, kue bolu, kue pandan bakar, kue bawang, dan banyak lagi kue traditional lainnya. Kue traditional ini juga sering dipesan untuk juadah dihari raya oleh masyarakat lingga.

B.       Kerajinan Anyaman Pandan

        Kerajinan ini merupakan budaya turun temurun masyarakat pulau mepar hingga saat sekarang ini. Hasil dari kerajinan ini telah banyak dapat dijumpai dan menyebar ke seluruh pelosok kabupaten lingga bahkan sampai ke manca Negara. Keaslian dan keunikan dari kerajinan ini masih tetap dijaga dan dilestarikan dan dikembangkan dari generasi ke generasi, mengingat tingginya nilai-nilai budaya dari kerajinan tersebut. Produk yang telah dihasilkan dari kegiatan kerajinan ini adalah berupa :

1.       Tudung Saji

        Tudung Saji adalan tudung penutup hidang makanan yang dipergunakan oleh masyarakat melayu dahulu hingga sekarang. Tudung sji ini memiliki beberapa ukuran, seperti : ukuran besar dipergunakan untuk menutup talam hidang lauk, ukuran sedang dipergunakan untuk menutup talam air, dan ukuran kecil dipergunakan untuk menutup talam nasi.

2.       Sumpit Cabang

        Pada masa dahulu khususnya masyarakat melayu lingga, Sumpit cabang dipergunakan oleh Ibu-ibu yang baru melahirkan yang diletakkkan pada bantal si bayi yang diisi dengan tangkal atau jimat, yang bertujuan menghindari gangguan dari makhluk halus. Sampai saat sekarang, sumpit cabang ini masih dipergunakan oleh masyarakat. Selain diisi dengan jimat, sumpit cabang ini juga sering diisi dengan surat yasin.

3.       Tikar Pandan

        Tikar Pandan mempunyai banyak bentuk kreasi dan kegunaan, disamping sebagai tikar alas untuk makan (lesehan) juga dipergunakan sebagai alas Sajadah untuk sholat dengan ukuran yang disesuaikan dan juga dipakai untuk kegunaan kepengurusan Jenazah.                                                                   

C.       Souvenir/Oleh-oleh

        Berkunjung ke Pulau Mepar tanpa membawa oleh-oleh ibarat makan nasi tanpa garam. Pulau mepar banyak menghasilkan cinderamata/oleh-oleh selain dari anyaman pandan dan kue/juadah traditional yang dihasilkan oleh tangan-tangan terampil receipe turun temurun masyarakat Mepar, seperti : Kerupuk ikanTamban. Diproses secara traditional dengan menggunakan tepung sagu olahan dari Daik Lingga sendiri dan ikan hasil tangkapan nelayan Mepar. Rasa dan qualitas dari kerupuk ini tidak kalah dari kerupuk olahan yang ada di pasaran, serta tanpa menggunakan bahan pengawet. Disamping itu Makanan Khas Mepar yang sudah diakui oleh seluruh masyarakat Lingga adalah Tamban Salai . Tamban salai merupakan Makanan/Lauk khas mepar,ikan tamban yang di asapkan hingga kulitnya merah yang rasanya sangat enak jika dimakan dengan Sagu Lemak. Tamban Salai yang dibeli dari pasar Daik dan yang dikonsumsi keseharian adalah berasal dari mepar.

D.   Wisata Memancing dan Budidaya Perikanan

Letak strategis Pulau mepar yang dikelilingi laut dan karang, sangat mendukung untuk kegiatan wisata memancing. Banyak wisatawan local yang menghabiskan waktu liburan dengan memancing. Desa Wisata Pulau Mepar mnyediakan beberapa paket memancing seperti :

Ø  Paket Memancing Palas di Rompong

Ø  Paket Memancing Karang

Ø  Paket Memancing Malam

Mengacu kepada Event memancing yang telah pernah diselenggarakan di Pulau Mepar yaitu “ Mepar Palas Competition I 2012 “ pada tangal 3 Maret 2012, yang diikuti sekitar 40 peserta se-Kabupaten Lingga, menuai banyak comments positive serta motivasi untuk membuat event yang lebih besar. Pulau Mepar juga terdapat banyak budidaya khususnya dibidang perikanan, seperti : Budidaya Ikan Kerapu.

 

* Pemandangan Dari Benteng Lekok Pulau Mepar

 

 

* Silat Penyambutan Desa Wisata Pulau Mepar

 


* Kompang Raudatun Nisa Desa Wisata Pulau Mepar



* Tari Persembahan Sanggar Sri Cendane




* Pembukaan Lomba Memancing Palas Oleh Wakil Bupati Lingga Drs. Abu Hasim




* Bazar Traditional Desa Wisata Pulau Mepar




* Attraksi Permainan Ambong




* Komplex Makam Keluarga Tumenggung Jamaluddin & Datok Kaye Montel




* Hasil Kerajinan Anyaman Pandan Pulau Mepa: Tudung Saji, Tikar Pandan, Sumpit Cabang, Tas  Pandan, Dl.




* Meriam Pulau Mepar DI Benteng Lekok



* Meriam Sumbing Pulau Mepar




* Benteng Lekok Pulau Mepar



 
 * Ikan Tamban Salai, Makanan lauk khas Pulau Mepar.



* Kerajinan Anyaman Daun Pandan Pulau Mepar




* Benteng Tengah Pulau Mepar



* Benteng Hilir Pulau Mepar


* Benteng Tanjung / Benteng Segi Tiga









 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar